Abu Batu sebagai pengganti pasir untuk paving block.

Sebelum menggunakan lapisan aspal beton, konstruksi lapisan penetrasi makadam (lapen) banyak menggunakan abu batu. Namun seiring perkembangan zaman, terutama di kota-kota besar, material hasil sampingan industri semen dan pemecahan batu ini tidak lagi banyak digunakan. Meski demikian, beberapa daerah masih memanfaatkannya sebagai bahan utama dalam konstruksi pengerasan jalan aspal dan sebagai pengganti pasir untuk paving block

Pengertian Abu Batu

Seperti yang disebutkan sebelumnya, abu batu merupakan material konstruksi yang berasal dari sampingan proses industri semen dan pemecahan batu. Material ini termasuk dalam kategori agregat buatan yang banyak dibutuhkan sebagai campuran dalam proses pengaspalan dan pengganti pasir. Di samping itu, pembuatan  dan batako press juga menggunakan bahan ini sebagai komposisi utama.

Tidak berbeda dari namanya, material ini memiliki wujud berwarna abu-abu dengan tekstur berupa butiran. Butir-butir baru pecah split, kerikil, pasir, atau mineral lainnya ini memiliki ukuran yang sangat kecil, yakni <0,075 mm.

Material ini sendiri berasal dari bebatuan yang ikut terangkat saat pasir dari sungai dinaikkan. Karena bila dikembalikan lagi batu tersebut sudah menjadi hak milik yang sudah masuk dalam hitungan pembayaran, maka pekerja pun akan rugi. Sebagai solusinya, batu-batu tersebut lalu dikumpulkan dan dipecahkan menjadi bentuk yang lebih kecil. Dari sinilah kemudian lahir gagasan mengganti pasir dengan abu batu terutama saat pasir sedang langka dan harga melonjak.

Pengganti Pasir untuk Paving Block

Bahan bangunan ini kerap menjadi campuran beton. Bahkan sekitar 80% pembuatan grass block, , batako, dan semacamnya juga menggunakan abu batu sebagai pengganti pasirnya. Pasalnya dengan harga yang terbilang cukup murah dibandingkan harga pasir berkualitas, kualitas yang dihasilkan cukup bagus dan lebih baik dibandingkan menggunakan pasir.

Abu Batu Mengikat Lebih Baik

Dibandingkan pasir, material ini memiliki daya ikat yang lebih baik. Dalam kondisi terkena air, pasir akan lebih mudah terurai. Sementara itu ketika terkena air, abu batu justru akan semakin kuat mengikat dan mengeras.

Kemampuan mengikat yang baik ini dikarenakan teksturnya yang masih sangat tajam. Adapun faktor penyebab tekstur yang tajam ini tidak lain karena asalnya yang merupakan hasil sampingan proses pemecahan batu yang juga tajamnya. Oleh karena itu material ini juga sangat baik jika digunakan sebagai material pendukung pada pemasangan paving block

Penggunaan Semen Menjadi Lebih Hemat

Menggunakan abu batu akan sangat membantu dari segi penggunaan semen. Dibandingkan pasir sungai biasa, material ini jauh lebih menghemat semen karena teksturnya yang tajam. Dengan jumlah semen yang lebih sedikit, ikatan yang terbentuk cukup kuat dibandingkan jumlah serupa untuk penggunaan pasir.

Ukuran partikel abu batu yang kecil

Di bandingkan pasir, ukuran partikelnya lebih kecil dan merata menyerupai debu. Hal ini disebabkan oleh proses pengayakan yang sudah lebih dulu dialami saat di industri pemecahan batu. Karena itulah, dalam penggunaannya, proses pengayakan tidak perlu lagi dilakukan seperti jika menggunakan pasir. Ukuran yang tersedia sebenarnya cukup bervariasi. Anda bisa memilih sendiri ukuran batu yang akan dibeli sesuai kebutuhan.

Tidak rentan gulma

Selain itu, abu batu juga tidak akan memberi kesempatan bagi gulma untuk tubuh di sela-sela paving yang dipasang. Hal ini tentu tidak akan berlaku jika menggunakan pasir untuk mengaplikasikan