Beton adalah material yang umum digunakan dalam dunia konstruksi yang memiliki karakteristik tegangan hancur tekan yang tinggi dan diimbangi dengan tegangan hancur tarik yang rendah.

Beton merupakan bahan bangunan yang terbuat dari campuran homogen antara semen, agregat dan air.

Beton yang baik memiliki beberapa sifat dasar, antara lain memenuhi kekuatan yang direncanakan dan campuran betonnya tidak diperkenankan untuk mengalami segregasi atau pemisahan selama pengecoran.

Sedangkan definisi beton dari segi teori DPU-LPMB adalah campuran antara semen Portland atau semen hidrolik lain, agregat halus, agregat kasar dan air yang ditambah dengan atau tanpa tambahan pembentuk massa padat.

Agregat halus seperti berasal dari batu pecah yang dapat diperoleh dari industri pemecah batu dengan ukuran butir terbesar adalah 5mm.

Banyak ragam sistem struktur yang dibentuk dengan menggunakan beton bertulang, antara lain bangunan gedung, dinding penahan tanah, jembatan, terowongan, tanki, saluran air dan masih banyak lagi yang lainnya.

Prinsip dasar desain beton bertulang adalah untuk menerima momen lentur, momen puntir, gaya aksial, gaya geser atau kombinasi dari gaya-gaya tersebut.

Desain ini berlaku untuk semua jenis struktur berbagai bangunan selama diketahui gaya dan momen serta bentang dan dimensi setiap elemen desain.

Fungsi Struktur Beton Bertulang

Struktur beton bertulang memiliki fungsi yang dapat digunakan pada beberapa model konstruksi seperti balok beton, tulangan beton, kolom beton hingga plat beton.

Penjelasan sistem tersebut secara rinci adalah sebagai berikut.

1. Tulangan Beton

Tulangan beton pada beton berulang dapat berupa besi polos maupun besi ulir. Dalam sebuah gambar kerja ada dua notasi utama dalam menjelaskan jenis besi dan besar diameternya yang digunakan dalam sebuah beton bertulang. Notasi berupa tanda Ф digunakan untuk besi jenis besi polos, sedangkan notasi D (huruf D kapital) digunakan untuk notasi penggunaan besi ulir. Contoh penulisan di dalam sebuah gambar kerja semisal 2Ф12 berari memiliki arti bahwa gambar tersebut berupa beton bertulang dengan tulangan besi polos berjumlah 2 dengan diameter 12mm. Notasi 5D20 berarti beton bertulang dengan 5 batang besi ulir berdiameter 20mm. Notasi lain adalah Ф14 – 200 yang memiliki arti beton bertulang dengan batang besi polos berjarak 200mm.

2. Plat Beton

Struktur plat beton yang menggunakan beton bertulang adalah struktur yang tipis berupa bidang yang memiliki arah horizontal dengan beban kerja yang berarah tegak lurus. Plat beton bertulang umumnya digunakan untuk bagian dari lantai bangunan dan lantai atap sebuah gedung. Selain itu juga dapat digunakan sebagai lantai jembatan maupun lantai dermaga. Beban yang bekerja pada plat lantai diperhitungkan terhadap beban gravitasi.

3. Balok Beton

Balok beton pada sistem beton bertulang adalah berfungsi untuk menahan tegangan tekan dan tegangan tarik yang disebabkan adanya beban lentur pada balok tersebut. Maka sifat beton yang tidak cukup mampu menahan tegangan tarik itulah yang menyebabkan sistem beton bertulang ini ditambahi dengan tulangan baja di tempat tegangan tarik tersebut bekerja. Selain kebutuhan akan gaya lentur, dalam sistem beton bertulang juga perlu memperhatikan kapasitas geser, retak, defleksi dan panjang penyaluran yang perlu sesuai dengan persyaratan.

4. Kolom Beton

Bagian kolom beton pada beton bertulang adalah umumnya berbentuk bujur sangkar, persegi panjang ataupun bulat. Posisi penulangan pada kolom beton dapat dilakukan secara simetri ataupun mengelilingi tiap sisinya. Metode pemasangan tulangan di bagian bawah kolom adalah dibengkokkan ke bagian dalam terlebih dahulu dan dijadikan stek dengan panjang kurang lebih 40 kali diameter tulangan.

Dalam sebuah desain umumnya pembahasan mengenai desain dan analisis struktur dilakukan secara terpisah, namun  khusus untuk beton bertulang pembahasan harus dilakukan secara satu kesatuan siklus.

Hal ini dikarenakan sistem struktur beton bertulang adalah sistem struktur statis tak tentu yang mana penampang elemen harus ditetapkan terlebih dahulu saat analisis saat sebelum dilakukan penentuan desain akhir.

Semoga pembahasan kita kali ini dapat bermanfaat untuk Anda.